Oleh Friendy Sianipar
REAKSI MOJOKERTO – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, meresmikan SMK Asy-Syarif Mitra Industri, di Desa Brangkal, Soko, Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (15/9/2024).
Muhadjir mengemukakan, berdirinya SMK Asy-Syarif Mojokerto, merupakan wujud dari kemitraan untuk membangun link and match antara lembaga pendidikan dan pelatihan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Tanpa adanya kemitraan antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha dan industri, maka cita-cita kita untuk mempercepat kemajuan menuju Indonesia Emas 2045 tentu tidak akan berjalan baik,” kata Muhadjir dalam sambutannya.
Ia mengatakan, Indonesia saat ini tengah dihadapkan oleh bonus demografi, di mana dalam menghadapi bonus demografi tersebut, revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi sangatlah penting untuk menjadi perhatian bersama.
“Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, implementasi dari regulasi ini mengoptimalkan potensi bonus demografi untuk menciptakan SDM Indonesia yang unggul,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi prakarsa Menaker Ida Fauziyah yang telah mendedikasikan tenaga dan pikirannya untuk memajukan pendidikan dan pelatihan vokasi di Mojokerto.
“Apa yang dilakukan oleh Menaker Ida menjadi suatu langkah besar dalam menciptakan SDM Indonesia yang terampil,” tandasnya.
Sedangakan Menaker Ida melihat, sinergitas di bidang pendidikan dan pelatihan memang harus dirancang bersama antara dunia usaha dan dunia industri.
“SMK Mitra Industri adalah salah satu contoh yang membangun link and match, saya berharap para mitra usaha dan industri secara bersama-sama memikirkan bagaimana menyiapkan SDM terampil melalui pendidikan vokasi,” ujarnya.
Menurut Menaker, penyiapan tenaga kerja ke luar negeri itu cukup besar, setelah pembangunan SMK Asy-Syarif, Kemnaker juga akan fokus kepada lembaga pelatihan kerja dalam menyiapkan tenaga kerja untuk bekerja di berbagai negara.
“Saya kira kalau semua lembaga pendidikan dan pelatihan tidak hanya berkonsentrasi pada pemenuhan pasar kerja dalam negeri, tapi juga luar negeri, saya yakin tingkat pengangguran terbuka bisa kita turunkan,” ujarnya. (***)