BBPVP Bandung Modifikasi Mobil Pengguna BBM Jadi Mobil Listrik

Penanggungjawab Kegiatan Modifikasi Mobil pengguna BBM kr Mobil Listrik, Heri Budiman, ST berpose di depan Mobil listrik hasil Modifikasinya
banner 120x600

REAKSI BANDUNG – Mobil Listrik akan menjadi kebutuhan alat transportasi publik karena memiliki nilai ekonomis serta efisien keperluannya. Berbagai negarapun beradu memproduksi alat transportasi tersebut. Bahkan Kementerian Ketenagakerjaan melalui Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) pun berinovasi merubah atau memodifikasi mesin mobil yang menggunakan BBM menjadi mobil listrik.

Berawal dari keinginan untuk menangani masyarakat yang mengalami bencana alam, Kemnaker tergerak ikut andil membantu melancarkan transportasi, penerangan dan sarana internet dan informasi di lokasi bencana. Ketiga hal itu dituangkan dengan cara memodifikasi mobil pengguna BBM menjadi mobil listrik.

Untuk menjadikan itu, enam kejuruan dari tiga BBPVP (BBPVP Serang, Bekasi dan Bandung) bersama sama memodifikasi mobil jenis Isuzu Panther menjadi mobil listrik tanggap darurat bencana alam. BBPVP Serang terlibat menangani sistim kelistrikan dan Pengelasan. Kemudian BBPVP Bekasi terlibat menangani sistim Elektro dan Tehnik Informasi dan Komunikasi serta BBPVP Bandung menangani manufaktur dan otomotif. Kemnaker mempercayakan proyek pengerjaan mobil tersebut kepada Sub Koordinator Bidang Uji Coba  Program, Sistem dan Metode Pelatihan Vokasi dan Peningkatakan Produktivitas BBPVP Bandung, Heri Budiman, ST.

“Latar belakang membuat mobil listrik ini adalah karena dunia saat ini telah viral menggunakan mobil listrik. Berawal dari situ, kemudian kami berdiskusi dengan bapak Direktur Bina Stankomproglat Kemnaker dan membentuk tim untuk memodifikasi mobil pengguna BBM menjadi mobil listrik tanggap bencana alam. Kami ada 20 orang dalam tim ini dan semuanya berasal dari ketiga BBPVP. Untuk melaksanakan pengerjaan modifikasi mobil ini kami dilengkapi dengan Surat Keputusan Direktur Bina Standarisasi Kompetensi dan Program Pelatihan Kemnaker pada 7 Januari 2022,” kata Heri ketika ditemui di BBPVP Bandung, Selasa (21/2/2023).

Proses modifikasi mobil litrik ini, kata Heri melanjutkan dengan mengangkat seluruh bagian mesin mobil (Engine) dan menggantikannya dengan motor listrik, pelaksanaan kegiatannya dilakukan oleh tim Otomotive. Tim Manufaktur membuat dan memasang bracket serta Coupler (poros penghubung) yang menyambungkan antara motor listrik dengan Transmisi. Selanjutnya Tim Kelistrikan memasang solarcell dengan terlebih dahulu tim Pengelasan membuat dudukannya dan memodifikasi box, untuk penerangan saat di tempat bencana maupun penerangan di dalam mobil. Tim TIK merancang, mengembangkan dan memasang wifi serta system informasi di dalam mobil sampai ada interkoneksi dengan website BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).  Tim Elektronika mengerjakan wiring, pemasangan dashboard dan kalibrasi sensor, sehingga informasi tentang motor listrik dan yang lainnya dapat dipantau.

 “Dengan fasilitas mobil listrik ini bisa diketahui dimana terjadinya tempat bencana. Jadi mobil ini dirancang sesuai dengan fungsinya.  Saat ini progres pengerjaan mobil listrik itu telah mencapai 100 persen, dan sudah dapat dioperasikan, hanya masih perlu adanya pemeliharaan” kata Heri bangga.

Ia menyebutkan, mobil listrik ini adalah transisi dari mobil yang biasa menggunakan BBM ke mobil listrik full. Jadi mobil ini tidak seluruhnya dimodifikasi karena masih menggunakan Transmisi. Sebab dengan adanya Transmisi akan membantu dalam pemindahan daya Penggerak mobil listrik yang diproduksi industri mobil katanya, ada 4 jenis. “Tetapi Penggerak mobil listrik yang kami modifikasi ini masih ada di belakang  (Rear Wheel Drive),” ujarnya

Heri mengatakan, mobil listrik yang dimodifikasi itu menggunakan battery 144 V DC / 50 A, motor listrik PSM 22 Kw. Dengan battery itu kecepatannya pun hanya 60 – 80 Km/jam dan kekuatan jarak tempuh hanya cukup menempuh 50 – 100 Km. Setelah itu, kata Heri, Battery harus di Charge kembali selama 6 – 8 jam. “Jadi untuk menempuh perjalanan Bandung – Jakarta masih bisa,” katanya.

Bila Motor listriknya ditinggikan Kw nya, maka Kemampuan mobil listrik ini bisa lebih cepat. Kekuatan itu kata Heri, terletak pada saat menghadapi jalan tanjakan atau daerah terjal. Dengan battery yang mumpuni, mobil ini akan mampu berjalan untuk mendatangi tempat pengungsian.

Ia mengatakan, untuk modifikasi satu unit mobil listrik bisa dikerjakan 3-4 bulan bila seluruh komponen peralatannya tersedia. Komponen utama mobil listrik itu masih didatangkan dari luar/ import.

Dengan modifikasi mobil tersebut, Kemnaker kini telah memiliki role model mobil listrik yang dapat dikembangkan di tengah masyarakat. Namun pelatihan memodifikasi mobil tersebut belum dibuka karena harus menyusun program pelatihannya.

“Saat ini kami baru  melakukan riset and development modifikasi mobil pengguna BBM ke mobil listrik. Bila riset itu selesai maka suatu saat pelatihan memodifikasi mobil akan kami buka sebab modifikasi ini akan dapat dijadikan kompetensi andalan untuk menjadi calon tenaga kerja di perusahaan Mobil Listrik dan membuka usaha perbengkelan modifikasi bagi pelaku UMKM” kata Heri sambil menambahkan pihaknya akan segera menyusun program pelatihan dan mengkonsultasikannya dengan Direktorat Bina Stankomproglat Kemnaker.

“Ini bisa mengakomodir 9 Lompatan program Menaker, Ibu Ida Fauziah. Dan saya  yakin, usaha perbengkelan modifikasi mobil listrik akan booming seiring  banyaknya peminat yang ingin beralih menggunakan mobil listrik,” ujar Heri optimis. (*)

Loading

Penulis: FriendlyEditor: Editor 1