REAKSI JAKARTA – Menaker Ida Fauziyah bertemu dengan Minister for Skills and Training of Australia, Hon Brendan O’Connor di Singapura. Pertemuan bilateral di sela-sela pelaksanaan The 17th Asia Pacific Regional Meeting (APRM) of The ILO itu untuk membahas sejumlah kerja sama bidang ketenagakerjaan antara kedua negara.
Dalam pertemuan itu, Ida menyebutkan, Indonesia dan Australia memiliki jalinan kerja sama dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Kerjasama ketenagakerjan dalam skema IA-CEPA itu adalah Indonesia dan Australia memiliki Nota Kesepahaman tentang Pelatihan Berbasis Tempat Kerja (MoU on Workplace based Training) dan Nota Kesepahaman tentang Proyek Percontohan Pertukaran Pengembangan Keterampilan (MoU on Skills Development Exchange Pilot Project). Namun, perkembangan MoU ini sempat tertunda akibat pandemi COVID-19 dan perubahan kepemimpinan di Australia.
“Kami ingin berdiskusi lebih lanjut dengan Pemerintah Australia, khususnya untuk memfasilitasi ketersediaan informasi mengenai Eligible Sponsor List agar dapat menindaklanjuti dan menerapkan MoU on Workplace Based Training,” kata Menaker dalam siaran pers Biro Humas Kemnaker yang diterima Renas, Kamis (8/12/2022)
Menurut Ida, Eligible Sponsor List merupakan hal penting bagi Indonesia untuk memudahkan pengawasan dan pelindungan para pemagang dari Indonesia di Australia. Ia berharap Australia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Anthony Albanese dapat memberikan dukungan berupa akses untuk mendapatkan informasi program Workplace Based Training (WBT), agar pemantauan, pengawasan, dan pelindungan bagi para pemagang Indonesia dapat lebih terjamin.
“Kami juga berharap dapat mempererat kerja sama dengan Pemerintah Australia di bidang pengembangan keterampilan dan pelatihan di berbagai sektor untuk meningkatkan daya saing dan kompetensi angkatan kerja Indonesia sebelum mereka masuk ke dunia kerja,” katanya.
Ia menambahkan, Indonesia dan Australia juga telah melakukan pembahasan program penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada sektor pertanian, di mana pembahasannya sudah memasuki tahap akhir penyusunan MoU on Australia Agriculture Visa (AAV). Namun, dikarenakan adanya perubahan pejabat Pemerintahan di Australia, program Australia Agriculture Visa dihentikan sebelum kami sempat menandatangani MoU tersebut.
“Kami berharap Pemerintah Australia dapat membuka kembali program ini untuk dapat menindaklanjuti MoU on AAV dan membuka peluang lain yang dapat membuka kesempatan kerja bagi warga negara Indonesia, baik di sektor pertanian, perikanan, kehutanan maupun sektor lainnya,” ujarnya. (*)