REAKSI JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah beserta rombongan mengunjungi Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) di Kansai Kenshu Center (KKC) Osaka, Jepang. Kunjungan tersebut dilakukan guna mendapatkan informasi lebih komprehensif tentang fasilitas dan pelaksanaan pelatihan Bahasa Jepang selama 6 bulan bagi Pekerja Migran Indonesia yang merupakan Kandidat Nurse dan Kandidat Careworker pada program Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Pada kunjungan itu, Menaker diterima langsung Presiden AOTS, Shinya Kuwayama. Ida mengapresiasi penyediaan fasilitas serta program pembelajaran Bahasa Jepang yang dinilai sangat memadai.
“Saya senang sekali dapat bertemu dengan Mr. Shinya Kuwayama, Presiden AOTS, Bapak/Ibu instruktur, tenaga pengajar dan tenaga pelatihan di AOTS, serta adik-adik yang mengikuti program IJEPA Batch ke-15 di pusat pelatihan AOTS di Osaka. Saya memperoleh kesan pertama bahwa pusat pelatihan AOTS ini merupakan fasilitas yang sangat nyaman dan terawat dengan instruktur, tenaga pengajar, dan tenaga pelatihan yang sangat ramah,” kata Ida
Ia mengatakan, kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang mengenai penempatan dan pelindungan PMI ke Jepang sebagai Kandidat Nurse dan Careworker dimulai dengan ditandantanganinya main agreement IJEPA oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudoyono dan PM Jepang, Shinzo Abe pada tanggal 20 Agustus 2007.
“Dalam main agreement IJEPA, Kementerian Ketenagakerjaan merupakan leading sector pada sub-komite Perpindahan Orang Perseorangan (Movement of Natural Persons /MNP), yang mana ketentuan mengenai MNP tertuang di dalam Annex 10 main agreement IJEPA,” kata Menaker.
Lebih lanjut Menaker mengatakan, penempatan PMI di bawah program IJEPA ini dilaksanakan melalui skema penempatan G-to-G sejak tahun 2008 dan hingga tahun 2022 telah mencapai batch ke-15 (sejumlah 287 orang), sehingga jumlah penempatan PMI dari batch 1-15 sebanyak 3.643 orang yang terdiri atas 738 Kandidat Nurse dan 2.905 Kandidat Careworker.
Ida menjelaskan, PMI di bawah skema IJEPA diberikan pelatihan Bahasa Jepang selama 6 bulan di Indonesia (sebelum keberangkatan ke Jepang) dan selama 6 bulan di Jepang (setelah ketibaan di Jepang), yang sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Jepang.
“Pelaksanaan pelatihan Bahasa Jepang selama 6 bulan di Jepang bagi PMI program IJEPA dilakukan di AOTS. PMI program IJEPA Batch ke-15 saat ini tengah menjalani pelatihan Bahasa Jepang selama 6 bulan di AOTS Jepang,” ujarnya.