Pemkot Bandung Akselerasi Penurunan Stunting, Siapkan Aplikasi untuk Permudah Pendataan

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung, Yunimar Mulyana
banner 120x600

REAKSI BANDUNG – Proses pendataan merupakan aspek penting dalam upaya mengakselerasi penurunan kasus stunting atau gagal tumbuh. Sehingga, dibutuhkan aplikasi yang secara akurat mampu mendata kasus stunting.

Atas dasar tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kini menciptakan aplikasi e-Penting (Elektronik Pencatatan Stunting) untuk mempermudah pendataan stunting.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung, Yunimar Mulyana mengatakan aplikasi tersebut memuat SOP data stunting, integrasi data, cleansing data dan verifikasi, transformasi data menjadi digital.

Tak hanya itu, aplikasi e-Penting pun sebagai media publikasi data satu pintu, dan tools analisis data untuk memudahkan penentuan kebijakan secara efektif dan efisien.

“Aplikasi ini diharapakan mampu mewujudkan tata kelola data stunting dari mulai perencanaan, pengumpulan data, analisis kebijakan, publikasi dan sosialisasi sampai monitoring dan evaluasi,” beber Yunimar, Kamis (20/10).

Ia berharap, aplikasi e-Penting dimanfaatkan sebaik mungkin mulai dari tingkat posyandu oleh para kader hingga tingkat kelurahan, kecamatan dan para pimpinan kepala perangkat daerah.

“Ini sebagai dasar analisis penyusunan rencana pelaksanaan percepatan penurunan stunting,” tutur Yunimar.

Berdasarkan survei status gizi balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, pravelensi stunting Kota Bandung sebesar 26,4 persen. Sementara hasil pengukuran balita stunting melalui aplikasi e-PPBGM sebesar 7,59 persen, sehingga ada selisih cukup besar yakni 18,81 persen.

“Manajemen data stunting masih menjadi salah satu isu dalam percepatan penurunan stunting di Kota bandung di antaranya, data stunting berdasarkan dari berbagai sumber, baik lintas perangkat daerah maupun sumber lainnya,” kata Yunimar.

Sementara itu, Kepala Bidang Persandian dan Aplikasi pada Diskominfo Kota Bandung, Ayi Mamat Rochmat, menerangkan, banyak manfaat dalam aplikasi tersebut di antaranya data lebih akurat hingga mampu diintegrasikan dengan aplikasi lainnya.

“Aplikasi ini data lebih akurat untuk perencanaan hingga pelaksanaan, jadi akan tepat sasaran. Sudah kembangkan. Kami terus kembangkan aplikasi ini, agar terintegrasinya ke aplikasi yang tersebar di OPD, seperti pada Dinas Kesehatan, DPPKB (Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) hingga Dinas Sosial,” katanya.

Tak hanya itu, aplikasi ini pun mampu mentracking kepesertaan pada JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).”Data balita masuk kepesertaan JKN atau tidak. Nanti diintegrasikan, sehingga masuk BPJS atau tidak,” imbuhnya.

Sedangkan bagi tim ahli atau tim pakar, sangat berpengaruh untuk memberikan rekomendasi ketika sudah melakukan pendampingan atau sebagainya.

“Manfaat tim pakar ketika audit stunting. Nanti ditim pakar itu teknisnya bisa langsung dilihat aplikasi ini mana indikasi stunting. Hingga pendampingan keluarga bisa langsung didampingi. Tim pakar juga bisa memasukan input masalahnya apa, rekomendasinya bagaimana,” bebernya. (*)

Loading

Penulis: Ferry ArdiansyahEditor: Editor 1