http://wp-adminREAKSI JAKARTA – Jepang sangat membutuhkan peserta pemagangan dan tenaga kerja dari Indonesia. Informasi ini diketahui setelah Menaker Ida Fauziah bertemu langsung dengan perusahaan di Jepang yang menangani bidang pelatihan, pemagangan, penempatan pekerja Indonesia, dan layanan umum ketenagakerjaan.
“Pemerintah Jepang sangat membutuhkan peserta magang dan tenaga skill dari Indonesia. Mereka sangat senang dengan tenaga kerja kita karena gak perhitungan, gak neko-neko, gak macem-macem,” kata Ida saat bertemu dengan Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi dan Asosiasi Penyelanggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Tokyo, Jepang, Rabu (30/11/2022).
Kondisi tersebut kata Ida, merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik, yaitu dengan terus menyiapkan pekerja Indonesia, baik hard skill maupun soft skill-nya. Dalam menempatkan pemagangan maupun pekerja di Jepang, Kemnaker tidak hanya berorientasi pada jumlah atau kuantitas, tetapi juga pada kualitas. Dengan begitu, ujar Ida, negara yang membutuhkan pekerja Indonesia mengetahui bahwa pekerja Indonesia memiliki kompetensi dan profesional.
“Hulunya kita siapkan dengan baik mulai dari kompetensi bahasa kemudian diperkuat dengan soft skill. Hard skill memang harus kita siapkan, tapi sisi-sisi lain yang menjadi keunggulan pekerja kita juga harus dipertahankan. Saya kira dari awal kita sudah mitigasi apa yang perlu disiapkan,” ucapnya.
Ia menambahkan, Kementerian Ketenagakerjaan memiliki 9 Lompatan Besar yang salah satunya berupa perluasan pasar kerja luar negeri. Melalui program perluasan tersebut, Kemnaker ingin mengubah wajah penempatan pekerja Indonesia di luar negeri yang lebih banyak di sektor informal bergeser ke sektor formal. Ia menilai, kondisi sekarang ini merupakan momentum Indonesia karena sedang kelimpahan penduduk usia produktif.
“Bayangkan dengan jumlah penduduk yang 70 persennya ini usia produktif lalu kita tidak kerja keras untuk memperluas pasar kerja luar negeri pasti nanti persoalan sosial akan muncul,” katanya sambil menambahkan Jepang salah satu negara yang kita yakini bisa menempatkan tenaga kerja baik dengan skema pemagangan maupun skema Specified Skilled Workers atau SSW.
Ia juga mengatakan pada 2019 lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap penempatan dengan skema SSW bisa mengisi 20% atau 70 ribu dari kebutuhan tenaga kerja khusus di Jepang.
Jadi, kata Ida, kalau lihat data maka kira-kira dari awal pemagangan ini ada 98 ribu tenaga kerja. “Artinya resources tenaga kerja yang akan geser ke SSW sudah didapatkan dari peserta pemagangan,” katanya.