Sending Organization dan Supervising Organization Diminta Tingkatkan Kualitas SDM Peserta Magang

Menaker Ida Fauziah saat membuka acara Business Matching Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri dengan Supervising Organization di Tokyo, Jepang.
banner 120x600

REAKSI JAKARTA – Para sending organization atau lembaga pengirim tenaga magang ke Jepang dan supervising organization (lembaga penerima) diminta untuk tidak hanya berorientasi pada peningkatan kuantitas peserta program pemagangan, tetapi juga harus meningkatkan kualitasnya.

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan itu saat membuka acara Business Matching Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri dengan Supervising Organization di Tokyo, Jepang, Rabu (30/11/2022).

“Kami berharap kerja sama antara sending organization dan supervising organization tidak hanya mengejar kuantitas. Kami memang berharap ada banyak kesempatan pemagangan peserta di Jepang, tetapi kami juga berharap bahwa banyaknya jumlah penempatan di Jepang ini juga diiringi dengan kualitas SDM yang mumpuni dan profesional yang akan magang dan bekerja di Jepang,” kata Ida.

Menaker mengemukakan, saat ini 298 sending organization telah terdaftar dan mengirimkan peserta magang ke Jepang. Sampai November 2022, sebanyak 98.572 orang menjadi peserta pemagangan ke Jepang.

Adapun untuk mengirimkan peserta pemagangan ke Jepang, katanya, sending organization bekerja sama dengan supervising organization yang terdaftar di Organisasi Pemagangan Keterampilan untuk Orang Asing (OTIT).

Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan data per 17 November 2022, terdapat 1.915 supervising organization dengan standar excellence. Dari jumlah tersebut, baru 765 supervising organization kategori excellence yang bekerja sama dengan sending organization di Indonesia.

“Ini artinya masih banyak supervising organization yang belum bekerja sama dengan sending organization di Indonesia. Saya berharap supervising organization dapat bekerja sama dengan sending organization di Indonesia,” ucapnya.

Menurutnya, perlunya kerja sama dua lembaga tersebut mengingat Jepang dan Indonesia memiliki hubungan yang saling membutuhkan. Ia mengatakan, saat ini Jepang membutuhkan tenaga kerja Indonesia karena mereka tengah mengalami aging population atau terjadi peningkatan penduduk usia lanjut, sementara di sisi lain, Indonesia sedang mendapatkan bonus demografi.

“Jepang membutuhkan tenaga kerja Indonesia, sementara Indonesia membutuhkan kesempatan kerja. Jadi keduanya saling membutuhkan,” jelasnya.

Loading

Penulis: Friendy SianiparEditor: Editor2